18 Februari 2012

Perilaku Ekonomi Mempengaruhi Elastisitas

Diposting oleh Widya_Mauretya di 01.25 0 komentar

Berbicara mengenai perilaku ekonomi, seolah tidak akan ada habisnya . Karena ekonomi merupakan suatu tolak ukur perkembangan manusia . Hal inti dari setiap kegiatan ekonomi adalah berbicara mengenai harga ( p ) dan jumlah barang ( q ) baik yang diminta ataupun yang ditawarkan . Oleh karena itu , pengaruh antara perubahan harga dengan jumlah barang yang diminta diukur dengan sesuatu yang dinamakan elastisitas . Elastisitas bukan merupakan hal yang baru dalam perekonomian . Tolak ukur elastisitas sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi, sebab elastis maupun inelastis pengaruh harga terhadap jumlah barang yang diminta akan berperan penting dalam kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya . Banyak pelaku ekonom yang mengukur perkembangan usaha mereka dengan menggunakan elastisitas . Selain itu banyak kasus mengenai perekonomian yang mempengaruhi tingkat elastisitas ,berikut esensi beberapa kasus tersebut :

· “Secara umum, kenaikan harga BBM dengan adanya subsidi dari pemerintah cenderung inelastis, hal ini dikarenakan terbatasnya barang substitusi dan komplementer dari BBM tersebut.” Ini merupakan contoh bahwa kenaikan BBM yang diiringi dengan subsidi pemerintah akan membuat tingkat elastisitas menjadi inelastis , karena perubahan harga BBM tidak akan mengubah permintaan terhadap BBM menjadi berkurang atau bertambah , hal ini didorong dengan tidak adanya barang komplementer ataupun barang subtitusi dari BBM .

· “Di tahun 2011 ada permasalahan mengenai elastisitas permintaan terhadap air di USA dan Eropa. Karena di sana mulai diterapkan penggunaan tarif untuk pemakaian air di setiap perumahan. Ternyata ada kesenjangan yang cukup besar antara elastisitas harga dan elastisitas penghasilan karena bila digambarkan elastisitasnya mendekati 0. Nilai elastisitas yang mendekati 0 ini disebabkan oleh adanya pemakaian air yang tidak terkontrol di masyarakat sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah air yang dipasok dengan jumlah air yang dipakai. Akibatnya di USA diadakan penelitian untuk mengurangi kesenjangan di elastisitas tersebut. Metode yang digunakan antara lain metode increasing block rate tarif yang hasilnya adalah kebutuhan air menjadi lebih elastis dan elastisitas pendapatan menurun dan metode decreasing block rate tarif yang hasilnya berbanding terbalik dengan metode increasing block rate tarif. Namun dalam kenyataannya dari kedua metode ini kita tidak bisa menentukan mana yang akan menghasilkan elastisitas tertinggi karena hal ini bergantung pada kompleksitas masalah yang ada seperti kondisi geografis lingkungan, suhu, cuaca, dsb.” Dalam hal ini , elastisitas mengalami kesenjangan akibat dari ketidak sesuaian antara permintaan dengan harga yang ditentukan . Tingkat suatu elastisitas cenderung akan mengalami kesenjangan karena banyaknya faktor , seperti contoh diatas untuk mengatasi kesenjangan dari elastisitas tersebut digunakan banyak cara , sebab kesesuaian elastisitas sangat diharapkan dalam setiap kegiatan ekonomi .

· “Semakin berkurangnya pajak yang diterima oleh pemerintah juga semakin memperburuk kekurangannya. Dengan kurangnya pajak yang diterima pemerintah membuat pemerintah kurang mampu membiayai aggaran pengeluarannya tapi memiliki sisi positif pada kesejahteraan dalam negeri dan konsumsi rumah tangga meningkat. Untuk menyeimbangkan neraca perdagangan yang buruk itu, sektor pariwisata bisa menjadi solusinya. Seperti yang telah dijelaskan dijurnal bahwa kenaikan permintaan pariwisata asing akan membuat produksi yang lebih dan penyerapan tenaga kerja domestic meningkat.

Dengan adanya hubungan antara harga yang menurun, permintaan, dan income yang berjalan semakin tinggi didalam kasus ini maka dapat disimpulkan bahwa ini bersifat elastis.Untuk mencegah terjadinya inelastis maka pemerintah seharusnya membuat kebijakan untuk menaikan harga saja dan menurunkan tarif pajak.”Tidak berbeda jauh dengan kasus – kasus sebelumnya , dalam kasus ini hubungan antara harga dengan permintaan bersifat elastis sebab , menurunnya harga seiring dengan jumlah permintaanya . Namun hubungan antara harga dan permintaan bisa saja terjadi inelastis sebab perubahn harga tidak seiring berubahnya jumlah permintaan . Oleh karena itu dalam kasus ini untuk menghindari inelastis , pemerintah membuat kebijakan untuk menaikan harga dan menurunkan tariff pajak . Hal ini akan berdampak dengan meningkatnya income sehingga akan mempengaruhi jumlah permintaan konsumen .

· “Saat terjadinya krisis ekonomi, permintaan akan asuransi di Asia bersifat elastis. Hal ini disebabkan karena dengan adanya krisis, maka perekonomian terganggu dan mengurangi pendapatan masyarakat di Asia. Rendahnya pendapatan membuat standar hidup masyarakat asia pada kala itu rendah, dengan pendapatan yang rendah mereka hanya mengutamakan untuk konsumsi.Maka perubahan harga asuransi akan sangat mempengaruhi jumlah permintaan akan asuransi.Kemudian, dengan adanya perbaikan ekonomi setelah adanya krisis membuat pendapatan masyarakat asia terus meningkat dan memiliki pendapatan yang cukup tinggi sehingga membuat standar hidup masyarakat semakin tinggi dan makin sadar akan pentingnya asuransi. Dengan demikian, permintaan terhadap asuransi pasca krisis ekonomi hinggga kini bersifat inelastic, atau perubahan harga asuransi tidak akan terlalu mempengaruhi jumlah permintaannya.” Dalam permintaan Asuransi , elastisitas juga merupakan suatu tolak ukur perkembangan dan jumlah permintaan asuransi sebelum dan sesudah krisis ekonomi . Kasus ini membuktikan bahwa perubahan harga tidak akan selalu mempengaruhi jumlah permintaan . Hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor pendukung . Oleh sebab itu untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan beberapa hal untuk mengatasi inelastisitas . Karena seperti yang diketahui bahwa inelastisitas suatu hubungan antara harga dengan permintaan akan berdampak kurang baik untuk kemajuan suatu kegiatan perekonomian .

· “Jika ditelaah lebih jauh, iklan dapat mempengaruhi tingkat permintaan suatu barang. Akan tetapi, pengaruh dari iklan tersebut sangat bergantung dari tampilan, kemenarikan, dan seberapa intens iklan tersebut. Dalam kasus ini, peneliti meneliti barang-barang yang elastis, sehingga iklan yang menguntungkan dan lebih berpengaruh pada elastisitas harga adalah iklan yang tidak menurunkan elastisitas permintaan. Hal ini terjadi karena ketika elastisitas harga suatu barang naik, maka permintaan barang tersebut akan turun karena terdapat barang-barang alternatif atau subtitusi lainnya. Sebagai tambahan, keadaan tersebut dapat menyebabkan produsen baru untuk masuk ke dalam pasar. Kesimpulannya, iklan yang dapat menarik konsumen akan menurunkan sensitivitas harga.” Iklan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu kegiatan perekonomian ,karena iklan memegang peranan penting dalam jumlah permintaan konsumen . Oleh karena iklan mempengaruhi harga dan jumlah permintaan maka secara otomatis iklan juga akan mempengarui tingkat elastisitas . Ada 3 kondisi iklan yang akan mempengaruhi harga dan sensitivitas harga , yaitu :

1 .Peningkatan harga iklan akan mengakibatkan harga menjadi tinggi .Maksud dari hal ini adalah secara otomatis jika dana yang digunakan dalam pembuatan iklan tinggi , maka harga yang ditentukan oleh suatu barang juga akan ikut meningkat .

2 .Penggunaan iklan harga mengarah ke harga yang lebih rendah .Maksud dari hal ini adalah bahwa iklan yang menyantumkan harga di iklannya cenderung akan mencantumkan harga yang lebih rendah .

3. Peningkatan iklan non harga menyebabkan sensitivitas harga yang lebih rendah .

Maksud dari hal ini adalah jika iklan tidak menyantumkan harga maka akan berpengaruh terhadap menurunnya sensitivitas konsumen untuk membeli barang tersebut . sensitivitas harga konsumen mempunyai pengertian sebagai keinginan seimbang antara atribut produk dan harga yang akan dibayar oleh konsumen , dengan adanya sensitivitas harga , maka konsumen akan membeli produk dengan membandingkan antara nilai dan manfaat yang akan diterima dengan mencari alternative harga yang terbaik yang akan memaksimalkan nilai yang akan diterimannya .

Dari ketiga hal tersebut , dapat terlihat jelas bahwa hal – hal tersebut akan mempengaruhi elastisitas . Jika dilihat dari kasus yang telah disebutkan diatas , bahwa dapat disimpulkan bahwa elastisitas peningkatan harga akan menurunkan elastisitas jumlah barang yang diminta , karena adanya barang subtitusi ( pengganti ) . Namun jika barang tersebut tidak mempunyai barang subtitusi ataupun komplementer maka perubahan harga yang semakin tinggi tidak selalu menjadikan elastisitas permintaan menjadi semakin rendah .

· “Dengan adanya internet, konsumen dapat membeli rokok dari negara lain atau secara online sehingga konsumen tidak perlu membayar pajak kepada negaranya. Tingkat elastistasnya juga meningkat dari -1,28 menjadi -2,09 walaupun pajak sudah di naikkan 33%. Pajak yang lebih tinggi menyebabkan penyelundupan lebih besar dan jumlah penyelundupan tambahan telah tumbuh secara signifikan dengan munculnya Internet. Karena setelah di teliti jumlah penyelundupan yang timbul dari perubahan tarif pajak negara hampir dua kali lipat karena munculnya internet. Maka dapat disimpukan bahwa pajak rokok tidak sensitif terhadap permintaan rokok di Amerika Serikat. Dengan adanya internet juga membuat pendapatan negara menjadi kecil dan tidak mengurangi tingkat konsumen menjaga kesehatannya.“Kasus ini membahas mengenai dampak internet terhadap elastisitas suatu permintaan . Negara Amerika Serikat telah mencoba beberapa cara untuk mengurangi tingkat permintaan rokok , sebab rokok merupakan salah satu masalah besar dalam hal kesehatan di Negara tersebut . Oleh karena hal itu , Amerika Serikat mencoba untuk mengurangi pembelian rokok dengan meningkatkan pajak menjadi 33 % , dengan harapan bahwa jumlah permintaan rokok akan berkurang . Namun seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat , warga Amerika dapat membeli rokok menggunakan internet ke Negara lain , oleh sebab itu meningkatnya harga rokok di Negara Amerika Serikat tidak akan mengurangi jumlah permintaan meskipun pembelian terhadap rokok tidak dilakukan di dalam Negeri . Oleh karena itu peningkatan pajak , belum tentu dapat mengurangi jumlah permintaan , dan seharusnya dicari solusi lain untuk mengatasi hal ini .

· Fenomena yang terjadi di Amerika adalah elastisitas permintaan harga pada makanan tidak sehat lebih tinggi dari pada makanan sehat. Berdasarkan studi,31% yang memberikan perkiraan elastisitas harga daging sapi, 29% untuk daging babi, 14% untuk unggas, 10% untuk ikan, 15% untuk susu, 12% untuk keju, untuk sereal 12%, dan untuk buah dan sayuran 11%. Dari sini terlihat bahwa konsumsi pada makanan tidak sehat lebih tinggi dari pada makanan sehat. Dalam menyelesaikan hal ini, peneliti berusaha menghubungkan pemberlakuan pajak dan subsidi untuk menganalisis dampaknya terhadap harga bahan makanan. Dengan menetapkan sejumlah pajak kepada bahan makanan yang kurang sehat, maka diharapkan permintaan akan bahan makanan yang kurang sehat menurun seiring dengan kenaikan harga karena pajak. Sebaliknya subsidi diberikan kepada bahan makanan sehat dengan tujuan untuk menurunkan harga sehingga permintaan akan bahan makanan sehat dapat meningkat, sehingga diharapkan dapat mengubah gaya hidup masyarakat Amerika Serikat menjadi lebih baik. Dengan pemberlakuan subsidi terhadap harga buah buahan dan sayur mayur menyebabkan penurunan harga sebesar 10%, dan berhasil meningkatkan permintaan akan buah dan sayur sebesar 7,0% untuk buah dan 5,8% untuk sayur, besarnya penurunan harga rupanya tidak meningkatkan permintaan secara signifikan sehingga harga buah dan sayur dikatakan inelastis.“ Dalam kasus ini dikatakan bahwa pemberian subsidi terhadap buah dan sayur tidak meningkatkan permintaan secara signifikan , Oleh karena itu penurunan harga tidak mempengaruhi jumlah permintaan , hal ini bukan saja karena adanya barang subsitusi ataupun barang komplementer , tetapi gaya hidup juga mempengaruhi jumlah permintaan . Oleh karena itu elastisitas suatu permintaan disini juga dapat dipengaruhi oleh pengaruh gaya hidup .

Dari sejumlah kasus diatas dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa berbagai keadaan dan perilaku ekonomi dapat mempengaruhi tingkat elastisitas . Tingkat elastisitas yang baik adalah jika hubungan antara harga ( p ) dengan jumlah barang yang diminta ( q )adalah elastis . Maksudnya penurunan harga seharusnya akan meningkatkan jumlah barang yang diminta secara signifikan . Namun berbagai kondisi dapat mempengaruhi hal tersebut , diantaranya kenaikan harga , tidak selalu mempengaruhi jumlah permintaan hal ini dikarenakan adanya barang subtitusi maupun barang komplementer . Namun jika tidak ada barang subtitusi ataupun barang komplementer , maka peningkatan harga tidak selalu menurunkan jumlah permintaan . Selain itu penurunan harga juga tidak selalu mempengaruhi jumlah permintaan semakin banyak . Hal ini didukung dengan banyaknya faktor pendukung . Selain itu penurunan harga yang didukung dengan adanya subsidi juga tidak mendorong jumlah permintaan menjadi lebi signifikan , hal ini terjadi adanya gaya hidup , oleh karena itu elastisitas juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup . Dan perkembangan internet dan pengaruh iklan pun juga merupakan salah satu perkembangan dalam ekonomi yang mempengaruhi tingkat elastisitas harga dan permintaan .

3 Februari 2012

The Best Technology to Fixed a Firm

Diposting oleh Widya_Mauretya di 05.19 0 komentar

Berbicara mengenai bisnis , pasti kita akan tertuju dengan permasalahan seberapa besar jumlah yang diproduksi dan seberapa besar profit atau keuntungan yang dihasilkan . Jawaban untuk pertanyaan ini adalah tergantung efisiensi yang dilakukan oleh masing – masing perusahaan . Efisiensi adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dan bisa menghasilkan produksi yang semaksimal mungkin . Efisiensi sangat tergantung dalam pengelolaan produksi . Jika pengelolaan tidak berjalan dengan baik maka suatu perusahaan dapat dikatakan tidak efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki . Hal itu merupakan salah satu pemicu terjadinya ketidak efisiensi suatu perusahaan . Banyak hal yang dapat mendorong ketidak efisiensian suatu perusahaan antara lain , kurangnya kontrol terhadap jalannya perusahaan . Pengendalian atau kontrol terhadap perusahaan merupakan salah satu aspek penting dalam perusahaan , karena hal ini sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu perusahaan . Efisiensi suatu perusahaan saat ini bukanlah seberapa banyak perusahaan tersebut memperkerjakan karyawan . Karena karyawan merupakan manusia yang mempunyai titik kelemahan dan tidak mampu beroperasi dalam jam kerja yang panjang . Oleh karena itu fungsi manusia pada saat ini telah banyak tergantikan oleh kemajuan teknologi . Pertanyaan mengenai what the best technology to fixed a firm ? adalah salah satu pertanyaan yang membahas mengenai tingkat efisiensi suatu perusahaan , sehingga dapat memperbaiki infrastruktur perusahaan . Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah terletak sampai dimana teknologi tersebut dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan seberapa besar profit yang dihasikan oleh pemakaian teknologi tersebut . Teknologi terbaik adalah teknologi yang mampu memberikan hal yang maksimal . Saat ini perkembangan teknologi yang banyak digunakan oleh perusahaan adalah mesin – mesin yang dapat mengurangi jumlah tenaga kerja . Pemakaian mesin tersebut telah membuat terjadinya pengurangan tenaga kerja . Tetapi jumlah produksi yang dihasilkan akan lebih banyak dan pemakaian sumber daya pun dapat digunakan semaksimal mungkin . Untuk lebih memahami bagaimana penggunaan teknologi dapat mempengaruhi jumlah produksi dan kaitannya dengan efisiensi maka dibawah ini merupakan tabel produksi suatu perusahaan .


Diatas merupakan tabel produksi suatu perusahaan . Jika pada tabel pertama merupakan tabel produksi yang masih mengandalkan jumlah tenaga kerja maka dapat disimpulkan bahwa produksi akan bertambah seiring bertambahnya jumlah tenaga kerja . Hal ini mempunyai banyak kekurangan diantaranya yaitu , semakin banyak jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan semakin banyak juga pengeluaran untuk gaji yang dikeluarkan . Terkadang kinerja mereka tidak dapat menghasilkan produksi yang maksimal . Oleh karena itu saat ini mulai banyak perusahaan yang menggantikan cara kerja manusia dengan cara kerja mesin . Perbedaan antara kemampuan manusia dengan kemampuan mesin sangat terliha jika perusahaan mulai menggunakan mesin dalam hal produksi maka jumlah karyawan yang diperkerjakan pun dikurangi . Dan produksi yang dihasilkan dapat lebih maksimal . Sehingga semakin banyak tenaga manusia yang tergantikan oleh kinerja mesin maka semakin banyak juga hasil yang dapat diproduksi . Tetapi bukan berarti tenaga manusia tidak diperlukan lagi , tenaga manusia tetap diperlukan untuk mengontrol kegiatan mesin-mesin tersebut . Selain perkembangan teknologi berupa mesin , teknologi Internet juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan . Internet merupakan sarana umum yang saat ini perkembangannya mulai pesat . Hampir setiap orang di dunia ini mengenal istilah Internet . Dalam perekonomian Internet merupakan salah satu sarana untuk memperkenalkan bisnisnya . Dengan internet orang akan lebih mudah untuk mengakses ataupun melakukan transaksi jual beli tanpa harus bertatap muka langsung . Berikut grafik yang menunjukan berbagai aktivitas internet :

Melihat grafik tersebut , sebagian besar kegiatan perekonomian berjalan di antara aktivitas – aktivitas tersebut . Oleh karena itu internet merupakan salah satu teknologi yang sangat dapat diandalkan untuk memajukan perusahaan . Terdapat perbedaan terhadap perusahaan yang tidak mengenal internet dan perusahaan yang memanfaatkan Internet sebagai sarana bisnisnya . Lalu apa hubungannya antara efisiensi dengan perkembangan teknologi ? perkembangan teknologi telah membuat produksi lebih meningkat tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga dan pengeluaran .



18 Februari 2012

Perilaku Ekonomi Mempengaruhi Elastisitas

0 komentar

Berbicara mengenai perilaku ekonomi, seolah tidak akan ada habisnya . Karena ekonomi merupakan suatu tolak ukur perkembangan manusia . Hal inti dari setiap kegiatan ekonomi adalah berbicara mengenai harga ( p ) dan jumlah barang ( q ) baik yang diminta ataupun yang ditawarkan . Oleh karena itu , pengaruh antara perubahan harga dengan jumlah barang yang diminta diukur dengan sesuatu yang dinamakan elastisitas . Elastisitas bukan merupakan hal yang baru dalam perekonomian . Tolak ukur elastisitas sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi, sebab elastis maupun inelastis pengaruh harga terhadap jumlah barang yang diminta akan berperan penting dalam kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya . Banyak pelaku ekonom yang mengukur perkembangan usaha mereka dengan menggunakan elastisitas . Selain itu banyak kasus mengenai perekonomian yang mempengaruhi tingkat elastisitas ,berikut esensi beberapa kasus tersebut :

· “Secara umum, kenaikan harga BBM dengan adanya subsidi dari pemerintah cenderung inelastis, hal ini dikarenakan terbatasnya barang substitusi dan komplementer dari BBM tersebut.” Ini merupakan contoh bahwa kenaikan BBM yang diiringi dengan subsidi pemerintah akan membuat tingkat elastisitas menjadi inelastis , karena perubahan harga BBM tidak akan mengubah permintaan terhadap BBM menjadi berkurang atau bertambah , hal ini didorong dengan tidak adanya barang komplementer ataupun barang subtitusi dari BBM .

· “Di tahun 2011 ada permasalahan mengenai elastisitas permintaan terhadap air di USA dan Eropa. Karena di sana mulai diterapkan penggunaan tarif untuk pemakaian air di setiap perumahan. Ternyata ada kesenjangan yang cukup besar antara elastisitas harga dan elastisitas penghasilan karena bila digambarkan elastisitasnya mendekati 0. Nilai elastisitas yang mendekati 0 ini disebabkan oleh adanya pemakaian air yang tidak terkontrol di masyarakat sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah air yang dipasok dengan jumlah air yang dipakai. Akibatnya di USA diadakan penelitian untuk mengurangi kesenjangan di elastisitas tersebut. Metode yang digunakan antara lain metode increasing block rate tarif yang hasilnya adalah kebutuhan air menjadi lebih elastis dan elastisitas pendapatan menurun dan metode decreasing block rate tarif yang hasilnya berbanding terbalik dengan metode increasing block rate tarif. Namun dalam kenyataannya dari kedua metode ini kita tidak bisa menentukan mana yang akan menghasilkan elastisitas tertinggi karena hal ini bergantung pada kompleksitas masalah yang ada seperti kondisi geografis lingkungan, suhu, cuaca, dsb.” Dalam hal ini , elastisitas mengalami kesenjangan akibat dari ketidak sesuaian antara permintaan dengan harga yang ditentukan . Tingkat suatu elastisitas cenderung akan mengalami kesenjangan karena banyaknya faktor , seperti contoh diatas untuk mengatasi kesenjangan dari elastisitas tersebut digunakan banyak cara , sebab kesesuaian elastisitas sangat diharapkan dalam setiap kegiatan ekonomi .

· “Semakin berkurangnya pajak yang diterima oleh pemerintah juga semakin memperburuk kekurangannya. Dengan kurangnya pajak yang diterima pemerintah membuat pemerintah kurang mampu membiayai aggaran pengeluarannya tapi memiliki sisi positif pada kesejahteraan dalam negeri dan konsumsi rumah tangga meningkat. Untuk menyeimbangkan neraca perdagangan yang buruk itu, sektor pariwisata bisa menjadi solusinya. Seperti yang telah dijelaskan dijurnal bahwa kenaikan permintaan pariwisata asing akan membuat produksi yang lebih dan penyerapan tenaga kerja domestic meningkat.

Dengan adanya hubungan antara harga yang menurun, permintaan, dan income yang berjalan semakin tinggi didalam kasus ini maka dapat disimpulkan bahwa ini bersifat elastis.Untuk mencegah terjadinya inelastis maka pemerintah seharusnya membuat kebijakan untuk menaikan harga saja dan menurunkan tarif pajak.”Tidak berbeda jauh dengan kasus – kasus sebelumnya , dalam kasus ini hubungan antara harga dengan permintaan bersifat elastis sebab , menurunnya harga seiring dengan jumlah permintaanya . Namun hubungan antara harga dan permintaan bisa saja terjadi inelastis sebab perubahn harga tidak seiring berubahnya jumlah permintaan . Oleh karena itu dalam kasus ini untuk menghindari inelastis , pemerintah membuat kebijakan untuk menaikan harga dan menurunkan tariff pajak . Hal ini akan berdampak dengan meningkatnya income sehingga akan mempengaruhi jumlah permintaan konsumen .

· “Saat terjadinya krisis ekonomi, permintaan akan asuransi di Asia bersifat elastis. Hal ini disebabkan karena dengan adanya krisis, maka perekonomian terganggu dan mengurangi pendapatan masyarakat di Asia. Rendahnya pendapatan membuat standar hidup masyarakat asia pada kala itu rendah, dengan pendapatan yang rendah mereka hanya mengutamakan untuk konsumsi.Maka perubahan harga asuransi akan sangat mempengaruhi jumlah permintaan akan asuransi.Kemudian, dengan adanya perbaikan ekonomi setelah adanya krisis membuat pendapatan masyarakat asia terus meningkat dan memiliki pendapatan yang cukup tinggi sehingga membuat standar hidup masyarakat semakin tinggi dan makin sadar akan pentingnya asuransi. Dengan demikian, permintaan terhadap asuransi pasca krisis ekonomi hinggga kini bersifat inelastic, atau perubahan harga asuransi tidak akan terlalu mempengaruhi jumlah permintaannya.” Dalam permintaan Asuransi , elastisitas juga merupakan suatu tolak ukur perkembangan dan jumlah permintaan asuransi sebelum dan sesudah krisis ekonomi . Kasus ini membuktikan bahwa perubahan harga tidak akan selalu mempengaruhi jumlah permintaan . Hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor pendukung . Oleh sebab itu untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan beberapa hal untuk mengatasi inelastisitas . Karena seperti yang diketahui bahwa inelastisitas suatu hubungan antara harga dengan permintaan akan berdampak kurang baik untuk kemajuan suatu kegiatan perekonomian .

· “Jika ditelaah lebih jauh, iklan dapat mempengaruhi tingkat permintaan suatu barang. Akan tetapi, pengaruh dari iklan tersebut sangat bergantung dari tampilan, kemenarikan, dan seberapa intens iklan tersebut. Dalam kasus ini, peneliti meneliti barang-barang yang elastis, sehingga iklan yang menguntungkan dan lebih berpengaruh pada elastisitas harga adalah iklan yang tidak menurunkan elastisitas permintaan. Hal ini terjadi karena ketika elastisitas harga suatu barang naik, maka permintaan barang tersebut akan turun karena terdapat barang-barang alternatif atau subtitusi lainnya. Sebagai tambahan, keadaan tersebut dapat menyebabkan produsen baru untuk masuk ke dalam pasar. Kesimpulannya, iklan yang dapat menarik konsumen akan menurunkan sensitivitas harga.” Iklan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu kegiatan perekonomian ,karena iklan memegang peranan penting dalam jumlah permintaan konsumen . Oleh karena iklan mempengaruhi harga dan jumlah permintaan maka secara otomatis iklan juga akan mempengarui tingkat elastisitas . Ada 3 kondisi iklan yang akan mempengaruhi harga dan sensitivitas harga , yaitu :

1 .Peningkatan harga iklan akan mengakibatkan harga menjadi tinggi .Maksud dari hal ini adalah secara otomatis jika dana yang digunakan dalam pembuatan iklan tinggi , maka harga yang ditentukan oleh suatu barang juga akan ikut meningkat .

2 .Penggunaan iklan harga mengarah ke harga yang lebih rendah .Maksud dari hal ini adalah bahwa iklan yang menyantumkan harga di iklannya cenderung akan mencantumkan harga yang lebih rendah .

3. Peningkatan iklan non harga menyebabkan sensitivitas harga yang lebih rendah .

Maksud dari hal ini adalah jika iklan tidak menyantumkan harga maka akan berpengaruh terhadap menurunnya sensitivitas konsumen untuk membeli barang tersebut . sensitivitas harga konsumen mempunyai pengertian sebagai keinginan seimbang antara atribut produk dan harga yang akan dibayar oleh konsumen , dengan adanya sensitivitas harga , maka konsumen akan membeli produk dengan membandingkan antara nilai dan manfaat yang akan diterima dengan mencari alternative harga yang terbaik yang akan memaksimalkan nilai yang akan diterimannya .

Dari ketiga hal tersebut , dapat terlihat jelas bahwa hal – hal tersebut akan mempengaruhi elastisitas . Jika dilihat dari kasus yang telah disebutkan diatas , bahwa dapat disimpulkan bahwa elastisitas peningkatan harga akan menurunkan elastisitas jumlah barang yang diminta , karena adanya barang subtitusi ( pengganti ) . Namun jika barang tersebut tidak mempunyai barang subtitusi ataupun komplementer maka perubahan harga yang semakin tinggi tidak selalu menjadikan elastisitas permintaan menjadi semakin rendah .

· “Dengan adanya internet, konsumen dapat membeli rokok dari negara lain atau secara online sehingga konsumen tidak perlu membayar pajak kepada negaranya. Tingkat elastistasnya juga meningkat dari -1,28 menjadi -2,09 walaupun pajak sudah di naikkan 33%. Pajak yang lebih tinggi menyebabkan penyelundupan lebih besar dan jumlah penyelundupan tambahan telah tumbuh secara signifikan dengan munculnya Internet. Karena setelah di teliti jumlah penyelundupan yang timbul dari perubahan tarif pajak negara hampir dua kali lipat karena munculnya internet. Maka dapat disimpukan bahwa pajak rokok tidak sensitif terhadap permintaan rokok di Amerika Serikat. Dengan adanya internet juga membuat pendapatan negara menjadi kecil dan tidak mengurangi tingkat konsumen menjaga kesehatannya.“Kasus ini membahas mengenai dampak internet terhadap elastisitas suatu permintaan . Negara Amerika Serikat telah mencoba beberapa cara untuk mengurangi tingkat permintaan rokok , sebab rokok merupakan salah satu masalah besar dalam hal kesehatan di Negara tersebut . Oleh karena hal itu , Amerika Serikat mencoba untuk mengurangi pembelian rokok dengan meningkatkan pajak menjadi 33 % , dengan harapan bahwa jumlah permintaan rokok akan berkurang . Namun seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat , warga Amerika dapat membeli rokok menggunakan internet ke Negara lain , oleh sebab itu meningkatnya harga rokok di Negara Amerika Serikat tidak akan mengurangi jumlah permintaan meskipun pembelian terhadap rokok tidak dilakukan di dalam Negeri . Oleh karena itu peningkatan pajak , belum tentu dapat mengurangi jumlah permintaan , dan seharusnya dicari solusi lain untuk mengatasi hal ini .

· Fenomena yang terjadi di Amerika adalah elastisitas permintaan harga pada makanan tidak sehat lebih tinggi dari pada makanan sehat. Berdasarkan studi,31% yang memberikan perkiraan elastisitas harga daging sapi, 29% untuk daging babi, 14% untuk unggas, 10% untuk ikan, 15% untuk susu, 12% untuk keju, untuk sereal 12%, dan untuk buah dan sayuran 11%. Dari sini terlihat bahwa konsumsi pada makanan tidak sehat lebih tinggi dari pada makanan sehat. Dalam menyelesaikan hal ini, peneliti berusaha menghubungkan pemberlakuan pajak dan subsidi untuk menganalisis dampaknya terhadap harga bahan makanan. Dengan menetapkan sejumlah pajak kepada bahan makanan yang kurang sehat, maka diharapkan permintaan akan bahan makanan yang kurang sehat menurun seiring dengan kenaikan harga karena pajak. Sebaliknya subsidi diberikan kepada bahan makanan sehat dengan tujuan untuk menurunkan harga sehingga permintaan akan bahan makanan sehat dapat meningkat, sehingga diharapkan dapat mengubah gaya hidup masyarakat Amerika Serikat menjadi lebih baik. Dengan pemberlakuan subsidi terhadap harga buah buahan dan sayur mayur menyebabkan penurunan harga sebesar 10%, dan berhasil meningkatkan permintaan akan buah dan sayur sebesar 7,0% untuk buah dan 5,8% untuk sayur, besarnya penurunan harga rupanya tidak meningkatkan permintaan secara signifikan sehingga harga buah dan sayur dikatakan inelastis.“ Dalam kasus ini dikatakan bahwa pemberian subsidi terhadap buah dan sayur tidak meningkatkan permintaan secara signifikan , Oleh karena itu penurunan harga tidak mempengaruhi jumlah permintaan , hal ini bukan saja karena adanya barang subsitusi ataupun barang komplementer , tetapi gaya hidup juga mempengaruhi jumlah permintaan . Oleh karena itu elastisitas suatu permintaan disini juga dapat dipengaruhi oleh pengaruh gaya hidup .

Dari sejumlah kasus diatas dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa berbagai keadaan dan perilaku ekonomi dapat mempengaruhi tingkat elastisitas . Tingkat elastisitas yang baik adalah jika hubungan antara harga ( p ) dengan jumlah barang yang diminta ( q )adalah elastis . Maksudnya penurunan harga seharusnya akan meningkatkan jumlah barang yang diminta secara signifikan . Namun berbagai kondisi dapat mempengaruhi hal tersebut , diantaranya kenaikan harga , tidak selalu mempengaruhi jumlah permintaan hal ini dikarenakan adanya barang subtitusi maupun barang komplementer . Namun jika tidak ada barang subtitusi ataupun barang komplementer , maka peningkatan harga tidak selalu menurunkan jumlah permintaan . Selain itu penurunan harga juga tidak selalu mempengaruhi jumlah permintaan semakin banyak . Hal ini didukung dengan banyaknya faktor pendukung . Selain itu penurunan harga yang didukung dengan adanya subsidi juga tidak mendorong jumlah permintaan menjadi lebi signifikan , hal ini terjadi adanya gaya hidup , oleh karena itu elastisitas juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup . Dan perkembangan internet dan pengaruh iklan pun juga merupakan salah satu perkembangan dalam ekonomi yang mempengaruhi tingkat elastisitas harga dan permintaan .

3 Februari 2012

The Best Technology to Fixed a Firm

0 komentar

Berbicara mengenai bisnis , pasti kita akan tertuju dengan permasalahan seberapa besar jumlah yang diproduksi dan seberapa besar profit atau keuntungan yang dihasilkan . Jawaban untuk pertanyaan ini adalah tergantung efisiensi yang dilakukan oleh masing – masing perusahaan . Efisiensi adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dan bisa menghasilkan produksi yang semaksimal mungkin . Efisiensi sangat tergantung dalam pengelolaan produksi . Jika pengelolaan tidak berjalan dengan baik maka suatu perusahaan dapat dikatakan tidak efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki . Hal itu merupakan salah satu pemicu terjadinya ketidak efisiensi suatu perusahaan . Banyak hal yang dapat mendorong ketidak efisiensian suatu perusahaan antara lain , kurangnya kontrol terhadap jalannya perusahaan . Pengendalian atau kontrol terhadap perusahaan merupakan salah satu aspek penting dalam perusahaan , karena hal ini sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu perusahaan . Efisiensi suatu perusahaan saat ini bukanlah seberapa banyak perusahaan tersebut memperkerjakan karyawan . Karena karyawan merupakan manusia yang mempunyai titik kelemahan dan tidak mampu beroperasi dalam jam kerja yang panjang . Oleh karena itu fungsi manusia pada saat ini telah banyak tergantikan oleh kemajuan teknologi . Pertanyaan mengenai what the best technology to fixed a firm ? adalah salah satu pertanyaan yang membahas mengenai tingkat efisiensi suatu perusahaan , sehingga dapat memperbaiki infrastruktur perusahaan . Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah terletak sampai dimana teknologi tersebut dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan seberapa besar profit yang dihasikan oleh pemakaian teknologi tersebut . Teknologi terbaik adalah teknologi yang mampu memberikan hal yang maksimal . Saat ini perkembangan teknologi yang banyak digunakan oleh perusahaan adalah mesin – mesin yang dapat mengurangi jumlah tenaga kerja . Pemakaian mesin tersebut telah membuat terjadinya pengurangan tenaga kerja . Tetapi jumlah produksi yang dihasilkan akan lebih banyak dan pemakaian sumber daya pun dapat digunakan semaksimal mungkin . Untuk lebih memahami bagaimana penggunaan teknologi dapat mempengaruhi jumlah produksi dan kaitannya dengan efisiensi maka dibawah ini merupakan tabel produksi suatu perusahaan .


Diatas merupakan tabel produksi suatu perusahaan . Jika pada tabel pertama merupakan tabel produksi yang masih mengandalkan jumlah tenaga kerja maka dapat disimpulkan bahwa produksi akan bertambah seiring bertambahnya jumlah tenaga kerja . Hal ini mempunyai banyak kekurangan diantaranya yaitu , semakin banyak jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan semakin banyak juga pengeluaran untuk gaji yang dikeluarkan . Terkadang kinerja mereka tidak dapat menghasilkan produksi yang maksimal . Oleh karena itu saat ini mulai banyak perusahaan yang menggantikan cara kerja manusia dengan cara kerja mesin . Perbedaan antara kemampuan manusia dengan kemampuan mesin sangat terliha jika perusahaan mulai menggunakan mesin dalam hal produksi maka jumlah karyawan yang diperkerjakan pun dikurangi . Dan produksi yang dihasilkan dapat lebih maksimal . Sehingga semakin banyak tenaga manusia yang tergantikan oleh kinerja mesin maka semakin banyak juga hasil yang dapat diproduksi . Tetapi bukan berarti tenaga manusia tidak diperlukan lagi , tenaga manusia tetap diperlukan untuk mengontrol kegiatan mesin-mesin tersebut . Selain perkembangan teknologi berupa mesin , teknologi Internet juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan . Internet merupakan sarana umum yang saat ini perkembangannya mulai pesat . Hampir setiap orang di dunia ini mengenal istilah Internet . Dalam perekonomian Internet merupakan salah satu sarana untuk memperkenalkan bisnisnya . Dengan internet orang akan lebih mudah untuk mengakses ataupun melakukan transaksi jual beli tanpa harus bertatap muka langsung . Berikut grafik yang menunjukan berbagai aktivitas internet :

Melihat grafik tersebut , sebagian besar kegiatan perekonomian berjalan di antara aktivitas – aktivitas tersebut . Oleh karena itu internet merupakan salah satu teknologi yang sangat dapat diandalkan untuk memajukan perusahaan . Terdapat perbedaan terhadap perusahaan yang tidak mengenal internet dan perusahaan yang memanfaatkan Internet sebagai sarana bisnisnya . Lalu apa hubungannya antara efisiensi dengan perkembangan teknologi ? perkembangan teknologi telah membuat produksi lebih meningkat tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga dan pengeluaran .



 

dyaluppha , , Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea


Smashed Pink Can